Kalau kamu pikir deret angka ini adalah angka-angka sembarangan yang nggak ada artinya, kamu salah besar! Deret angka ini adalah kunci menuju rahasia alam semesta!
Angka-angka yang kelihatannya nggak berarti tadi, dinamakan angka-angka Fibonacci. Pertama kali dirumuskan oleh Leonardo Fibonacci, ahli matematika asal Pisa, Italia, sekitar tahun 1200-an. Angka-angka ini bukan angka sembarangan lho. Melainkan ada polanya. Saat ini, deret Fibonacci sudah ditemukan sampai sekitar 4 juta digit! Saking ajaibnya, angka-angka ini sampai sekarang masih jadi teka-teki dan bahan penelitian semua ahli matematika di dunia.
Rumusannya adalah menambahkan dua angka yang terakhir untuk mendapatkan angka berikutnya. Kalau kita membagi satu angka dari deret Fibonacci dengan angka sebelumnya, lama-kelamaan kita akan mendapatkan angka konstan : 1,618, yang disebut sebagai Phi. Mau tahu hebatnya kolaborasi Fibonacci dan Phi ini?
Saking menakjubkannya perbandingan 1 : 1,618, orang menyebutnya dengan berbagai nama. Divine Proportion, Magic Ratio, Golden Mean, semuanya buat nunjukin kalau perbandingan ini memang ditemukan dimana-mana, sejauh mata memandang. Dari spiral-spiral di galaksi, spiral di kulit kerang, sampai di harmonisasi musik dan keindahan seni! Gila nggak tuh!
Nggak percaya?
- Coba deh ukur panjang dari kepala sampai pinggang, kalau kita bandingkan dengan tinggi badan kita, pasti perbandingannya 1 : 1,618!
- Pola pertumbuhan di bunga dan tanaman juga punya perbandingan ini. Kalau kamu punya waktu buat melihat batang pohon yang bekas ditebang atau kelopak bunga matahari, masing – masing punya perbandingan 1 : 1,618.
- Perhitungan perkembangbiakan kelinci juga begitu. Satu pasang kelinci akan berturut-turut menghasilkan 1 anak sebanyak dua kali, lalu 2 anak, 3 anak, 5 anak, 8 anak, 13 anak, dst! Ini sama dengan deret angka Fibonacci, kan?
- Sarang lebah, pecahan atom, sampai pola jatuh-bangun saham di bursa, juga pakai perbandingan ini! Piramid di Mesir dan Meksiko atau pilar-pilar Parthenon di Yunani, serta Gereja Notre Dame di Paris, juga contoh-contoh klasik penggunaan perbandingan mulia ini di dunia arsitektur. Perbandingan siku-siku piramid pasti deh 1 : 1,618. Perbandingan pilar utama di Parthenon dengan pilar-pilar penyangganya, juga 1 : 1,618. Perbandingan tinggi tiap lantai di gereja Notre Dame, juga 1 : 1,618!
- Leonardo da Vinci juga menggunakan perbandingan ini dalam lukisannya The Last Supper. Komposer besar Mozart, Beethoven, dan Bach, membuat ketukan-ketukan dalam musik sesuai perbandingan ini. Tanpa disadari, tapi memang benar-benar terjadi!
Jadi, deretan angka yang satu ini memang bukan sembarang angka kan? Mulai sekarang, coba deh cari sendiri perbandingan unik ini dalam kehidupan sehari-hari, pasti banyak deh! Kita mulai petualangan yang baru!
NOTE : Buat yang tauu lebih ’jauh’ mengenai Fibonacci’s number inii,, sharing jja dsini ^^




















