Saturday, June 2, 2012

Angka – Angka Ajaib !

1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144...
Kalau kamu pikir deret angka ini adalah angka-angka sembarangan yang nggak ada artinya, kamu salah besar! Deret angka ini adalah kunci menuju rahasia alam semesta!

Angka-angka yang kelihatannya nggak berarti tadi, dinamakan angka-angka Fibonacci. Pertama kali dirumuskan oleh Leonardo Fibonacci, ahli matematika asal Pisa, Italia, sekitar tahun 1200-an. Angka-angka ini bukan angka sembarangan lho. Melainkan ada polanya. Saat ini, deret Fibonacci sudah ditemukan sampai sekitar 4 juta digit! Saking ajaibnya, angka-angka ini sampai sekarang masih jadi teka-teki dan bahan penelitian semua ahli matematika di dunia.

Rumusannya adalah menambahkan dua angka yang terakhir untuk mendapatkan angka berikutnya. Kalau kita membagi satu angka dari deret Fibonacci dengan angka sebelumnya, lama-kelamaan kita akan mendapatkan angka konstan : 1,618, yang disebut sebagai Phi. Mau tahu hebatnya kolaborasi Fibonacci dan Phi ini?

Saking menakjubkannya perbandingan 1 : 1,618, orang menyebutnya dengan berbagai nama. Divine Proportion, Magic Ratio, Golden Mean, semuanya buat nunjukin kalau perbandingan ini memang ditemukan dimana-mana, sejauh mata memandang. Dari spiral-spiral di galaksi, spiral di kulit kerang, sampai di harmonisasi musik dan keindahan seni! Gila nggak tuh!

Nggak percaya?


  • Coba deh ukur panjang dari kepala sampai pinggang, kalau kita bandingkan dengan tinggi badan kita, pasti perbandingannya 1 : 1,618!
  • Pola pertumbuhan di bunga dan tanaman juga punya perbandingan ini. Kalau kamu punya waktu buat melihat batang pohon yang bekas ditebang atau kelopak bunga matahari, masing – masing punya perbandingan 1 : 1,618.
  • Perhitungan perkembangbiakan kelinci juga begitu. Satu pasang kelinci akan berturut-turut menghasilkan 1 anak sebanyak dua kali, lalu 2 anak, 3 anak, 5 anak, 8 anak, 13 anak, dst! Ini sama dengan deret angka Fibonacci, kan?
  • Sarang lebah, pecahan atom, sampai pola jatuh-bangun saham di bursa, juga pakai perbandingan ini! Piramid di Mesir dan Meksiko atau pilar-pilar Parthenon di Yunani, serta Gereja Notre Dame di Paris, juga contoh-contoh klasik penggunaan perbandingan mulia ini di dunia arsitektur. Perbandingan siku-siku piramid pasti deh 1 : 1,618. Perbandingan pilar utama di Parthenon dengan pilar-pilar penyangganya, juga 1 : 1,618. Perbandingan tinggi tiap lantai di gereja Notre Dame, juga 1 : 1,618!
  • Leonardo da Vinci juga menggunakan perbandingan ini dalam lukisannya The Last Supper. Komposer besar Mozart, Beethoven, dan Bach, membuat ketukan-ketukan dalam musik sesuai perbandingan ini. Tanpa disadari, tapi memang benar-benar terjadi!

Jadi, deretan angka yang satu ini memang bukan sembarang angka kan? Mulai sekarang, coba deh cari sendiri perbandingan unik ini dalam kehidupan sehari-hari, pasti banyak deh! Kita mulai petualangan yang baru!



NOTE : Buat yang tauu lebih ’jauh’ mengenai Fibonacci’s number inii,, sharing jja dsini ^^

Saturday, April 23, 2011

Cerdas Vs Rajin


Kakek meletakkan surat kabar yang ia baca, kemudian menatapku melewati kaca mata plusnya yang tebal.


“Apa itu cerdas?” tanyanya.
“Pandai berpikir.” jawabku.
Kakek mengangguk, “Lalu apa itu rajin?”
“Suka bekerja.” jawabku lagi.


“Kemarilah.” Ia melambaikan tangan agar aku duduk di sisinya. Aku mendekat dan duduk di kursi di sampingnya. Melihat dari dekat wajah kakek yang diukir guratan usia tua, dibingkai sepasang mata teduh yang menyimpan selaksa kebijaksanaan.


“Nah, sekarang katakan, apa yang kau naiki kemarin waktu menuju ke rumah kakek?”
“Mobil.”
“Benar, mobil. Apa yang membuatnya bergerak?”
“Mm… Roda.”
“Apakah roda hanya dapat melaju lurus ke depan?”
Aku menggeleng. “Tidak, roda dapat berbelok-belok. ”
“Mengapa demikian?”
“Karena ada kemudinya.” Jawabku lagi. Masih tak memahami apa hubungan semua ini dengan pertanyaanku tadi.


Kakek tersenyum.
“‘Roda’ adalah ‘rajin’, karena ia selalu bergerak. Itulah kewajibannya, pekerjaannya, tugas yang harus selalu ia lakukan. ‘Kemudi’ adalah ‘cerdas’, karena ialah yang berpikir, menentukan kemana roda harus berbelok, ke kanan, atau ke kiri.”
“Berarti ‘cerdas’ lebih hebat, karena tanpa kemudi, roda tak dapat mengerti kemana harus mengarahkan lajunya!” Aku berseru.
“Begitukah? Jika tak ada roda apakah ia akan tetap hebat? Apa jadinya kemudi tanpa roda, apakah mobil tetap dapat melaju?” Kakek bertanya.
“Berarti… ‘rajin’ lebih hebat. Walaupun tanpa kemudi, ia masih dapat melaju.” sahutku ragu-ragu.
“Dan membiarkan mobilnya menabrak segala sesuatu, karena tidak mengikuti alur jalan yang berliku?”


Aku memandang kakek.
“Cucuku… Keduanya tidak akan menjadi hebat, bila berdiri sendiri-sendiri, terpisah, tanpa mau bergabung. Karena kehebatan itu hanya muncul bila mereka saling mendukung dan bekerja sama. Kemudi yang menentukan arahnya, dan roda yang melajukan mobil sesuai tugasnya.”
Kakek menatapku, “Kau tahu, apa yang membuat keduanya bekerja bersama?”


Aku menggeleng.
“Pengemudi mobilnya. Yang mengatur kemudi dan roda agar saling mendukung dan berjalan bersama. Bagaimana laju mobilmu, halus atau kasar, menabrak atau lancar, tergantung siapa yang duduk di tempat itu.” jawab Kakek.


“Ia adalah hatimu.” Telunjuknya terarah ke dadaku.


“Yang mengatur lajunya langkahmu. Dengannya kau memilih, apakah hanya menjadi cerdas, atau hanya menjadi rajin, atau memutuskan mendudukkan keduanya bersisian dan saling melengkapi satu sama lain.


Secerdas apapun seseorang, sebesar apapun idenya, tak akan berguna tanpa kerja keras yang mewujudkannya menjadi nyata.


Serajin apapun seseorang, bila itu dilakukan tanpa pemikiran, hasilnya hanya akan menjadi sia-sia.”
Kakek menatapku dengan bijak.


“Jadi, menurutmu, mana yang lebih hebat, menjadi cerdas atau menjadi rajin?”
“Menjadi keduanya.” Kataku mantap, dengan senyum lebar membalas senyumnya.


 

Wednesday, April 13, 2011

Hidup Manusia = Sebuah Buku

Hidup manusia itu seperti sebuah buku
Sampul depan adalah tanggal lahir
Sampul belakang adalah tanggal pulang
Tiap lembarannya adalah hari - hari dalam hidup kita..

Ada buku yang tebal
Ada buku yang tipis
Hebatnya,
Seburuk apapun halaman sebelumnya
Selalu tersedia halaman selanjutnya yang bersih, baru, dan tiada cacat..

Sama dengan hidup kita
Seburuk apapun kemarin
ALLAH selalu menyediakan hari yang baru untuk kita
Keseempatan yang baru untuk bisa melakukan sesuatu yang benar setiap hari
Memperbaiki kesalahan,
Melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkan-Nya.

TETAP SEMANGAT Kawan !! :)

Karena Allah selalu mempunyai rencana Indah untuk Kita ^-^

Be a GOOD Moeslem or DIE as Syuhada !!


Keep Istiqomah :)

Saturday, April 9, 2011

Seminar HAI (Himpunan Astronomi Indonesia) 2011: Edaran Pertama

SEMINAR HAI 2011

Dalam rangka memperingati 60 tahun Pendidikan Astronomi di Indonesia, Himpunan
Astronomi Indonesia (HAI) bekerja sama dengan Panitia Peringatan mengadakan
kegiatan pertemuan ilmiah. Pertemuan ilmiah ini merupakan salah satu agenda
dalam rangkaian kegiatan peringatan tsb, sekaligus kegiatan ilmiah berkala
dua-tahunan yang diselenggarakan HAI. Seminar HAI 2011 meliputi topik-topik
seputar:

- Solar & Stellar Physics
- Solar System & Extrasolar Planetary System
- Milkyway, Extragalaxy & Cosmology
- High Energy Astrophysics
- Astronomical Instrumentation & Facilities
- Popularization/Promotion of Astronomy

WAKTU & TEMPAT
Sabtu 29 Oktober 2011 di Aula Barat, Institut Teknologi Bandung

FORMAT PRESENTASI
Oral dan poster

TANGGAL-TANGGAL PENTING
Abstrak:
  Penerimaan mulai: 2 Mei 2011
  Batas penerimaan: 4 Juli 2011
Registrasi: 2 Mei 2011
  Batas registrasi-awal: 12 September 2011
  Batas registrasi: 29 Oktober 2011
Prosidings:
  Awal penerimaan naskah lengkap: 10 Oktober 2011
  Batas penerimaan naskah lengkap: 21 November 2011

ALAMAT SITUS
http://situs.opi.lipi.go.id/hai/60th-astro/
http://astronomy.itb.ac.id/60th/

KOMITE SAINTIFIK
M. I. Arifyanto (ITB)
B. Dermawan (ITB)
T. Djamaluddin (LAPAN)
L. T. Handoko (LIPI)
D. Herdiwijaya (ITB)
T. Hidayat (ITB)
P. W. Premadi (ITB)
M. Putra (ITB)
M. Raharto (ITB)
W. Sawitar (Planetarium Jakarta)
A. B. Suksmono (ITB)
H. R. T. Wulandari (ITB)

PANITIA LOKAL
B. Dermawan (ITB)

SEKRETARIAT
d/a KK Astronomi - FMIPA,
Gedung LabTek III Lantai IV, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132
Tel: 022-2511576   Fax: 022-2501970
email: seminarhai2011@yahoo.com

Sunday, April 3, 2011

NEW BUILDING ON UI >> PERPUS PUSAT

Ini nih, perpus baru UI . Fasilitas perpustakaan ini dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar dan merupakan pengembangan dari Perpustakaan Pusat UI yang sudah dibangun tahun 1986-1987. Luas seluruh bangunannya mencapai 30.000 meter persegi.